"Maha Besar Allah manakala si hamba melakukan amal ibadah kontan, lalu Allah menunda balasannya" Allah senantiasa membalas amal hamba seketika, sama sekali tidak pernah menunda, walau pun kelak di akhirat masih diberi balasan lebih besar lagi. Adapun balasan seketika yang kita terima adalah bertambahnya dekat kita kepada Allah, bertambah baik hati kita, bertambah terpuji akhlak kita, bertambah sabar, tawakkal, ridlo, ikhlas, yaqin, ma'rifat dan mahabbah kita kepada Allah Ta'ala.' Dunia ini kotor, dan karena itu Allah ingin membalasnya dengan keagungan yang luhur yang kelak bisa kita rasakan ketika di akhirat yang merupakan wilayah yang agung. Balasan yang kita terima di dunia adalah balasan langsungnya berupa pencahayaan iman kita di sini, karena memang itulah yang kita butuhkan di dunia. Kenapa demikian? Menurut Syeikh Zarruq, karena ada tiga alasan utama : Kedua, seorang hamba sesungguhnya sangat faqir kepada Allah, membutuhkan hajat seketika dan hajat yang akan datang, lalu Allah memberikan yang dibutuhkan hambanya berupa pahala dan kebajikan kelak di akhirat. Ketiga, maksud Allah Ta'ala pada hamba-hambaNya yang ikhlas adalah menunggalkan DiriNya dalam hati hamba, kemudian Allah mempertegas apa yang harus dihadapi si hamba. Dan kalau toh pun balasannya dibalik ketaatan hamba berupa Taufiq, maka itu klebih dari cukup bagi si hamba. Karena itu Ibnu Athaillah as-Sakandary melanjutkan: "Cukuplah bahwa yang disebut balasan bagimu, adalah, bahwa Allah Ridlo padamu sebagai hamba yang taat kepadaNya." Sebab yang layak bagi kita semua tak lebih adalah serba kurang yang melekat pada diri kita, sifat kurang yang lazim dan niscaya. Sedangkan hasrat untuk meraih kesempurnaan diri kita tidak akan pernah bisa diraih kecuali berkat rahmat dan fadhalNya, sebagaimana dalam Al-Qur'an dijelaskan: "Kalau bukan karena fadlanya Allah padamu dan rahmatNya, kalian tidak akan pernah bisa bersih dari dosa." (an-Nuur 21) "Kalau bukan karena fadhal Allah dan rahmatNya, niscaya kalian mengikuti syetan, kecuali hanya sedikit (yang tidak mengikuti)." (an-Nisa, 23) "Tetapi sesungguhnya Allah menganugerahi kamu dengan memberikan hidayah bagi iman, manakala kamu jujur." (Al-Hujurat 17) Penjelasannya:
Bahkan beliau melanjutkan: Keindahan taat dan kemanisan mesra bersama Allah dalam munajat merupakan anugerah dan sekaligus balasan ngsung atas kepatuhaan kita kepadaNya, bahkan kebeningan jiwa yang memancarkan cahaya di ruang batin kita. Oleh sebab itu sebagian Sufi mengatakan, "Di dunia ini ada syura, siapa yang masuk syurga di dunia ini, ia tidak lagi rindu pada syurga di akhirat bahkan tidak pada sesuatu pun yang diinginkan, dan syurga itu adalah Taat kepada Allagh Azza wa-Jalla." Yang lain menegaskan, "Tak ada yang menyerupai nikmat syurga, kecuali dirasakan kalangan yang bergantrung hatinya kepada Allah di malam hari melalui lezatnya munajat." Dalam Al-Qur'an dijelakan: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh maka Yang Maha Rahman akan menjadikan bagi mereka rasa cinta yang dalam." (Maryam: 96). (SN) |
Wednesday, 22 April 2009
Allah Tidak Pernah Menunda BalasanNya
Labels:
Tasawuf/Sufi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment