Saturday, 26 April 2008

Bayazid dan Orang Bodoh





Pada suatu hari, seseorang mengomel kepada Bayazid, seorang
ahli mistik pada abad kesembilan, mengatakan bahwa ia telah
berpuasa dan berdoa dan berbuat segalanya selama tiga puluh
tahun namun tidak juga menemukan kesenangan seperti yang
digambarkan Bayazid. Bayazid menjawab, orang itu bisa saja
melanjutkan perbuatannya tiga ratus tahun lagi tanpa
mendapatkan kesenangan juga.

"Mengapa begitu?" tanya Si Sok-Saleh.

"Sebab kesombonganmu merupakan halangan utama bagimu."

"Coba katakan apa obatnya."

"Obatnya tak akan bisa kau laksanakan."

"Bagaimanapun, katakan sajalah."

Bayazid pun berkata, "Kau harus pergi ke tukang pangkas
rambut untuk mencukur janggutmu, (yang terhormat, itu).
Lepaskan semua pakaianmu dan kenakan korset. Isi sebuah
kantong kuda dengan kenari sampai penuh, lalu gantungkan di
lehermu. Pergilah ke pasar dan berteriaklah, 'akan kuberikan
sebutir kenari kepada setiap anak yang memukul tengkukku.'
Kemudian lanjutkan perjalananmu ke sidang pengadilan agar
semua orang menyaksikanmu."

"Tetapi aku tak bisa melakukan itu; coba katakan cara lain
yang sama manfaatnya."

"Itu langkah pertama, dan satu-satunya cara," kata Bayazid,
"Tetapi sudah aku katakan kepadamu bahwa kau tak akan bisa
melakukannya; jadi tak ada obat bagimu."

Catatan

Al-Ghazali, dalam Alkemia Kebahagiaan, mempergunakan ibarat
ini untuk menekankan pernyataan yang sering diulang-ulangnya
bahwa sementara orang, betapapun jujur tampaknya usaha
mencari kebenaran itu bagi dirinya sendiri -dan bahkan
mungkin juga bagi orang lain- nyatanya kadang-kadang didasari
kesombongan atau mencari untung sendiri, hal-hal yang
merupakan halangan utama bagi pencarian kebenarannya.

No comments:

Post a Comment