Ramadahan Menjernihkan Pikiran
Alhamdulillah,
beberapa hari bulan ramadhan 1434h sudah kita lewati. Kita bahagia
dapat dipertemukan dengan ramadhan, oleh Allah SWT dihimpun di dalamnya
rahmah (kasih sayang) maghfirah (ampunan) dan itqun minan naar (
terselamatkan dari api neraka ).
Ramadhan pada era globalisasi merupakan
media utama pembinaan iman seorang mukmin, melalui ibadah puasa yang
punya dimensi pelatihan fisik (jasadiyah) dan metafisik (ruhiyah) yang
diharapkan akan diantarkannya jadi seorang muslim yang sempurna. Firman
alloh SWT dalam QS Al Baqarah 183…
Hikmah puasa yang paling utama membentuk
kejernihan pikiran yakni secara kejiwaan membiasakan kesabaran,
menguatkan kemauan, mengajari dan membantu bagaiman menguasai diri serta
mewujudkan dan membentuk ketaqwaan yang kokoh dalam diri. Taqwa adalah
gelar tertinggi yang dapat diraih manusia sebagai hamba Allah. Tak ada
gelar yang lebih mulia dan tingggi dari itu. Setiap hamba yang telah
mampu meraih gelar taqwa, ia dijamin hidupnya di surga dan diberi
kemudahan-kemudahan di dunia. Melalui puasa yang mendorong terbentuknya
pikiran yang jernih kita punya saran untuk mendapatkan gelar taqwa itu.
Kemampuan manusia amat terbatas, sementara persoalan yang di hadapi begitu banyak. Diperlukan pikiran yang jernih untuk menyelesaikan semua masalah yang ada. Mulai dari masalah diri sendiri, anak, istri, saudara orang tua, kantor dan sebagainya. Tapi bila orang itu bertaqwa, Allah akan menunjukkan jalan untuk berbagai persoalan itu. Bagi Allah tak ada yang sulit, karena Dialah pemilik kehidupan ini. Dan barang siapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya ( QS Ath-Thalaaq ).
Dengan pikiran yang jernih maka jiwa
akan tenang, tak merasa khawatir dan sedih hati. Bagaimana bisa bersedih
hati, bila didalam dadanya tersimpan Allah. Ia telah menggantungkan
segala hidupnya kepada pemilik kehidupan itu sendiri. Oleh sebab itu
orang yang selalu mengingat Allah, ia bakal memperoleh pikiran yang
jernih.
Kita sering mendengar bahwa keutamaan
lainnya dalam ramadhan yang mencerminkan terbentuknya kejernihan
pikiran, diantaranya adalah orang yang berpuasa Ramadhan bisa masuk ke
dalam surga ar- raiyan; puasa bisa jadi penembus dosa; orang yang
berpuasa akan mendapat kegembiraan; puasa adalah penangkal; mendapat
ganjaran dari Allah tanpa hitungan; puasa dan Al quran memberi syafaat.
Jika kita ikhlas menjalankan puasa selama sebulan penuh selama bulan
ramadhan adalah sangat baik, yaitu untuk meningkatkan kejernihan pikiran
dalam mencapai ketaqwaan kita pada Allah SWT.
Banyak sekali guna dan manfaat dari
melaksanakan puasa ramadhan, baik untuk jasmani dan rohani yang
menghasilkan kejernihan pikiran seseorang; misalnya membuat kita lebih
taqwa pada Allah SWt. Mendapat pahala yang melimpah ruah. Memberi efek
yang menyehatkan tubuh kita dan dapat menyembuhkan berbagai macam
penyakit. Melatih kita untuk melawan nafsu bejat selama hidup di dunia
fana. Mendorong kita untuk selalu berbuat kebajikan bisa memasukkan kita
kedalam surga. Melatih sabar, pengendalian diri, disiplin, jujur, dan
emosi. Mempersempit jalan aliran darah dimana setan berlalu lalang.
Mempererat tali silaturahmi dengan sahur dan buka puasa bersama.
Menghilangkan dosa diantara manusia dengan saling memaaf-maafkan.
Kesemuanya ini merupakan hikmah puasa yakni menjernihkan pikiran kita.
Dengan demikian kita sucikan fisik,
hati, dan pikiran kita melalui pelaksanaan ibadah ramadhan. Penjernihan
pikiran hanya bisa dimulai dari hati. Hati yang bersih dari segala
kekotoran yang menyelimuti nya. Bersihkanlah dahulu hati kita maka kita
akan dapat menemukan jalan pikiran yang jernih dan segar. Bahkan ketika
sampai pada suatu masa yang sangat melelahkan, yang sangat memberatkan,
maka hati yang bersih itu dapat membimbing pikiran untuk mengambil
keputusan yang tepat tak keliru sedikitpun. Bagaimana cara membersihkan
hati? Lakukan semuanya dengan ikhlas. Ikhlas adalah memaksudkan ucapan,
perbuatan, diam, bergerak, yang dirahasiakan, yang ditampakkan, hidup
atau mati hanya untuk Allah semata.
Artinya ikhlas merupakan kunci amalan
hati. Semua amal saleh takkan sempurna tanpa dilandasi dengan
keikhlasan. Oleh sebab itu diterima atau tidaknya suatu amal akan
tergantung pada keikhlasan hamba yang hanya diketahui Allah. Semua
perbuatan yang bersifat ibadah, tak pantas dilakukan kecuali atas dasar
mencari keridhoan Allah. Bahkan amal yang bersifat adat kebiasaan,
seperti makan, minum ataupun berolahraga juga harus dilandasi
keikhlasan.
Pikiran yang jika ditinggalkan akan
pergi menuju sarang kegelapan, fajar kepedihan, dan kesedihan
menyongsong, maka jangan ditinggalkan ia dalam kondisi tidak tentu arah,
tetapi ikatlah dalam hal yang bermanfaat.
Pikiran yang bersih akan melahirkan
pikiran yang baik. Perilaku yang baik. Perilaku yang baik akan
melahirkan manusia-manusia yang mulia. Pikiran yang bersih dan jiwa yang
selalu dipelihara dari perbuatan maksiat akan melahirkan manusia
muuqarribiin, yaitu orang-orang yang selalu mendekatkan diri kepada
Allah. Mereka takut akan siksa Allah dan mengharapkan rahmat-nya.
Sebagaimana firman Nya :Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada tuhan mu dengan hati yang puas lagi diridhoi Nya maka masuk lah kedalam jama’ah hamba Ku dan masuk lah kedalam surga Ku ( QS Al Fajr :89).
Berbahagialah mereka yang kembali dengan
hati yang tenang, sebab di dalam hati terdapat karat yang bisa
mengotori seluruh anggota badan.
Oleh karena itu perbanyaklah istighfar. Hanya istighfar yang mampu membersihkan hati dan kotoran karat.
Hal ini di ungkapkan Rasulullah SAW :
sumber: http://news.palcomtech.com/2011/08/%E2%80%9Cpetuah-ramadhan%E2%80%9D-ramadahan-menjernihkan-pikiran/sesungguhnya dalam hati it ada karat pada tembaga, maka membersihkannya adalah dengan istighfar (HR Baihaqi)
No comments:
Post a Comment