Pernahkah terpikir jika kita yang terlahir dalam keadaan seperti ini ? Masihkah ada terlintas sebuah Kesombongan atas semua keberuntungan Kita ?
Sesekali cobalah anda keluar di malam hari. Tujuannya bukan untuk jalan-jalan, plesiran, iseng gak tentu arah, keluyuran apalagi pesta atau dugem. Keluarlah untuk melihat kondisi orang-orang yang tidak seberuntung kita.
Dimalam hari masih ada saudara kita yang masih berkeliaran di pinggir jalan memegang gitar demi sesuap nasi untuk menegakkan tulang punggung mereka untuk malam ini. Bersyukurlah kita yang telah diberi kemudahan dalam pekerjaan dan rizki oleh Allah sehingga kita hanya cukup bekerja 9 jam tiap harinya dan sudah tidak pusing-pusing lagi memikirkan apa yang bisa saya dan keluarga makan hari ini. Bersyukurlah kita yang sudah bisa merencanakan menu apa yang akan kita dan keluarga santap esok hari. Terima kasih ya Allah.
Di malam hari mereka yang tidak seberuntung kita masih terjaga hingga malam mencari dan menunggui toko tutup terlebih dahulu, baru setelah itu mereka bisa beristirahat seadanya di depan toko. Beralaskan ubin, ditemani angin malam menusuk tulang sudah jadi makanan sehari-hari, dan itu masih lebih baik bagi mereka dibanding tidak kebagian tempat dan Allah sedang tidak menugaskan awan malam untuk menurunkan hujan. Sehelai spanduk bekas kampanye partai dan dua lembar koran bekas mungkin sudah menjadi kemewahan tersendiri bagi mereka.
Bersyukurlah kita yang telah diberikan Allah tempat untuk berteduh di siang hari dari panas menyengat dan berlindung dimalam hari dari angin malam dan kegelapan. Bersyukurlah kita yang telah diberi kenikmatan untuk merasakan hangatnya karpet tebal yang mengalasi lantai dan merasakan empuknya kasur sehingga kita dapat tidur dengan nyenyaknya di malam hari bersama keluarga tercinta. Terima kasih ya Allah.
No comments:
Post a Comment